Perusahaannya Terlibat Suap Izin Kehutanan, KPK dan APH Didesak Tangkap Sukanto Tanoto

Selasa, 24 Desember 2024 | 14:12:48 WIB
Ketua GP3 Juhendri (kiri) , owner RGE Sukanto Tanoto (kanan)

PELALAWAN (Suarapelalawan) - Jikalakahari menyebutkan, April group, RAPP dan RGE Menyuap pejabat di Riau untuk? mendapatkan izin kehutanan. 

Dalam catatan Jikalahari yang diterima media ini disebutkan izin yang diperoleh perusahaan-perusahaan penyuplai kayu hutan ke APRIL Grup ini diperoleh dengan tindakan melawan hukum, berupa suap untuk memuluskan terbitnya izin di atas tegakan hutan alam, yang jelas-jelas saat itu bertentangan dengan ketentuan yang berlaku. Ada 16 izin perusahaan HTI yang terafiliasi dengan APRIL Group memperoleh izin HTI dan RKTnya di atas hutan alam. Atas penerbitan izin ini, Bupati Siak, Bupati Pelalawan, Tiga Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Riau dan Gubernur Riau Rusli Zainal divonis bersalah karena menyalah gunakan kewenangannya untuk menerbitkan izin di areal yang tidak seharusnya. 

"Dari hilangnya hutan alam di Riau tersebut, diperkirakan nilai tegakan hutam alam yang telah hilang mencapai Rp 2,5 triliun dan perekonomian negara telah dirugikan mencapai Rp 1,3 triliun,"kata Koordinator Jikalahari Okto Yugo Setyo

Terbaru, Jikalahari menemukan APRIL Grup melalui anak usahanya PT Selaras Abadi Utama dan PT RAPP Estate Sungai Mandau menebang hutan alam, membuka kanal baru dan merusak ekosistem gambut yang memiliki fungsi lindung hingga menanam akasia di luar konsesinya tanpa izin.  Dari olah data spasial dan citra satelit, Jikalahari menemukan dalam 10 tahun terakhir, periode 2014 – 2023, total 64.374,74 ha tutupan hutan alam yang telah hilang dalam areal konsesi perusahaan yang terafiliasi dengan RAPP, APRIL Group/ RGE. 

"APRIL Grup dalam 10 tahun terakhir telah berkontribusi menghilangkan hutan alam seluas kota Pekanbaru,",bebernya

Fakta persidangan pada kasus Rusli Zainal, Azmunn Jaafar, Arwin As dan tiga kadis kehutanan Riau menunjukkan, sejumlah petinggi RAPP juga melakukan suap kepada kepala daerah atau pejabat dinas kehutanan provinsi demi kelancaran beroperasinya perusahaan tersebut.

Dalam putusan majelis hakim Pengadilan Tipikor Pekanbaru Oktober 2012 terhadap  terpidana Buhanuddin Husin, eks Kepala Dinas Kehutanan Riau, menyebut keterlibatan 12 perusahaan di Siak dan Pelalawan menebang hutan alam. 

“…Korporasi melalui para direkturnya, menurut majelis hakim juga terlibat karena telah mengajukan usulan RKT untuk menjalankan perusahaannya,” demikian petikan putusan hakim

Putusan Ini kian memperkuat putusan hakim sebelumnya terhadap terpidana Azmun 

Jaafar, Asral Rahman, Arwin As dan Syuhada Tasman. Dalam putusan tersebut majelis hakim juga menyebut terpidana melakukan tipikor secara bersama-sama sebagai perbuatan berlanjut bersama korporasi.

Putusan lima terpidana itu memperkuat fakta hukum: korporasi (RAPP) memang merusak hutan alam, menyuap pejabat Negara, memperkaya korporasi dengan cara illegal dan 

merugikan keuangan negara. 

Oleh karenanya, KPK harus segera menetapkan status tersangka terhadap pengendali korporasi (RAPP) dalam kasus korupsi kehutanan di Pelalawan dan Siak.

Tak hanya pejabat daerah dalam lingkaran suap izin kehuatanan, GM Forestry PT 

RAPP Ir, Rosman juga diduga kuat terlibat dalam kasus tersebut dan sejak 2008 masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) atau buronan KPK (dok Jikalahari)

Terkait tindakan melawan hukum dilakukan oleh perusahaan milik Sukanto Tanoto itu, Ketua Gerakan Pemuda Peduli Pelalawan  (GP3) Juhendri menyebutkan besar nya uang suap untuk memuluskan keluarnya izin kehutanan itu berasal dari perusahaan miliknya Sukanto Tanoto, tak mungkin uang keluar sebanyak itu tanpa sepengetahuan pemiliknya, artinya Sukanto Tanoto tau strategi suap anak buahnya.

"Uang untuk menyuap itu milik Sukanto Tanoto, tak mungkin uang sebesar itu keluar dari kas perusahaan tanpa sepengetahuan pemiliknya, kita menduga Sukanto Tanoto tau dengan persis startegi suap anak buahnya itu,"tegas pria yang disapa Jo ini

Besarnya dampak yang diakibatkan oleh operasional perusahaan perusahaan Sukanto Tanoto di Riau ini, GP3 mendesak KPK dan APH menangkap Sukanto Tanoto dan kroninya (direktur perusahaan) yang bertanggung rusaknya hutan Riau.

"Kita minta pak Prabowo, selaku presiden RI saat ini, kepada KPK RI, kepada Pak Kapolri dan pak Kejagung untuk menangkap dan membawa ke pengadilan pemilik perusahaan perusak hutan Riau, Sukanto Tanoto,"tegasnya lagi

Tak hanya Sukanto Tanoto, petinggi petinggi RAPP, April Grup/RGE layak di ajukan ke meja hijau atau kebohongan kebohongan publik yang dilakukan demi mencitrakan diri sebagai perusahaan peduli lingkungan, padahal dengan jelas dapat diketahui fakta sebaliknya di Pelallawan dan Riau ini.

"Petinggi RAPP dan perusahaan Sukanto Tanoto lainnya layak digiring ke pengadilan, mereka melakukan pembohongan publik secara sistematis,"himbaunya ke penegak hukum.

Humas RAPP, Budi Firmansyah menjawab konfirmasi media ini mengatakan bahwa perusahaan tempatnya bekerja itu menjalankan operasional sesuai aturan dan hukum yang berlaku.

Berikut jawaban Lengkap Budi Firmansyah

PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) senantiasa berkomitmen untuk menjalankan kegiatan operasional sesuai dengan aturan dan hukum yang berlaku di Indonesia.

Sebagai bagian dari komitmen tersebut, kami memastikan seluruh kegiatan operasional dilakukan dengan mematuhi regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah, termasuk dalam pengelolaan lingkungan, kehutanan, serta hubungan dengan masyarakat.

Operasional kami didasarkan pada prinsip-prinsip keberlanjutan yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Komitmen ini sejalan dengan Sustainable Forest Management Policy (SFMP) 2.0 yang diterapkan oleh APRIL Group, yang mencakup perlindungan hutan, pengelolaan lanskap yang berkelanjutan, dan penghormatan terhadap hak-hak masyarakat setempat.

Lebih jauh lagi, kami mendukung dan berpartisipasi aktif dalam target keberlanjutan jangka panjang APRIL2030, yang mencakup empat pilar utama: iklim positif, lanskap yang lebih baik, komunitas yang berkembang, dan pertumbuhan inklusif. Melalui inisiatif ini, kami berkomitmen untuk memberikan kontribusi nyata terhadap pengurangan emisi karbon, pemulihan ekosistem, pemberdayaan masyarakat, dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

Kami memastikan bahwa semua kebijakan dan praktik kami sejalan dengan standar internasional yang berlaku dan terbuka terhadap evaluasi serta masukan dari para pemangku kepentingan. Kami percaya bahwa kolaborasi adalah kunci untuk menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi lingkungan dan masyarakat sekitar.

Kami mengajak seluruh pihak untuk terus mendukung dan berkolaborasi dalam upaya menjaga keberlanjutan ini.

Atas jawaban Budi Firmansyah itu, GP3 menyebutkan sepertinya humas humas perusahaan Sukanto Tanoto itu di latih untuk mengelola kebohongan, dan berbicara sesuai keinginan perusahaan.

"Kalau humas RAPP yang jawab, pasti kembali membuat kebohongan demi kebohongan, fakta yang bisa dipegang itu fakta persidangan di pengadilan pejabat daerah tersangkut korupsi yang disebutkan peran RAPP dalam suap izin kehutanan, jika Budi mengatakan sesuai aturan, berarti ia mengelola kebohongan dengan baik,"pungkas Jo

Terkini