Kopi di Tengah Sawit, Bukti Semangat Baru Petani Bengkalis Menyongsong Pertanian Lestari

Kopi di Tengah Sawit, Bukti Semangat Baru Petani Bengkalis Menyongsong Pertanian Lestari
Instruktur Joni Irawan melakukan penanaman bibit Kopi Liberika di tengah kebun sawit

BENGKALIS, Suarapelalawan.com - Di bawah rindang pohon sawit dan aroma tanah gambut yang lembab, semangat baru tumbuh bersama bibit-bibit kopi. Dengan cangkul di tangan, para petani Desa Temiang menanam bukan sekadar pohon, melainkan harapan untuk masa depan pertanian yang lebih beragam dan berkelanjutan.

Dengan penuh semangat, para peserta Workshop Agroforestry Budidaya Tumpang Sari Kopi di Kebun Sawit bergerak menuju lahan percontohan. Disanalah, Joni Irawan, instruktur berpengalaman di bidang perkebunan, berdiri memberi arahan. Suaranya tegas, namun bersahabat, menuntun para petani memahami teknik penanaman kopi di sela-sela pohon sawit.

“Bapak dan ibu, yang perlu diperhatikan dalam hal bertani adalah prosedur. Ikuti standar operasional (SOP) yang sudah saya sampaikan,” pesannya penuh penekanan.

Satu per satu peserta menunduk, menggali tanah, lalu menanam bibit Kopi Liberika di antara gawangan sawit. Suara pacul berpadu dengan tawa dan obrolan ringan, menghadirkan suasana kebersamaan yang hangat. Dari kejauhan, deretan bibit kopi tampak seperti titik-titik hijau baru di antara batang sawit yang menjulang.

Joni tak bosan memberi contoh dan menegaskan pentingnya ketelitian. “Kalau jarak sawit delapan meter, cukup satu pohon kopi di tiap gawangan. Setiap empat meter kita tanam satu pohon. Tujuannya agar kopi tumbuh baik tanpa mengganggu panen sawit,” jelasnya sambil memperbaiki posisi tanam.

Lebih dari sekadar praktik lapangan, kegiatan ini menjadi simbol perubahan pola pikir. Para petani kini mulai melihat bahwa kebun sawit pun bisa menjadi ruang bagi keberagaman tanaman. Ini sebuah langkah kecil menuju agroforestry yang ramah lingkungan dan berdaya saing.

“Harapan kami, desa ini bisa menjadi desa binaan. Kami akan terus mendampingi petani agar tumpang sari kopi-sawit ini benar-benar membawa manfaat,” tutur Joni menutup sesi lapangan.

Usai menanam, peserta kembali ke aula dengan wajah penuh kepuasan. Mulyadi, selaku Direktur Yayasan Gambut, berdiri di depan ruangan sambil tersenyum lega. “Alhamdulillah, antusias masyarakat luar biasa. Kegiatan ini berhasil mempertemukan pengetahuan akademisi dengan kearifan lokal petani. Semoga semangat ini menular ke desa-desa lain,” ucapnya saat menutup kegiatan yang digelar bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) tersebut.

Sebelum bubar, peserta menerima sertifikat dan berfoto bersama. Di luar aula, aroma tanah yang baru digemburkan masih tercium seolah mengabarkan bahwa di bawah naungan sawit, secangkir harapan baru sedang tumbuh.(*)

 

Berita Lainnya

Index